Bab II
Kajian Teori
2.1 Teori tentang terjadinya Bumi
2.1.1 Teori Kant-Laplace
Walaupun simon laplace seorang ahli matematika dan astronomi bangsa
perancis tidak tahu menahu tentang teori Kant, namun keduanya mengemukakan
teori yang sama mengenai terjadinya bumi.
Demikian besarnya kesamaan teori tersebut, maka ekdua teori itu
digabungkan menjadi satu, yang selanjutnya disebut teori kant laplace, disebut
juga : Hypotesis kabut dari Kant-Laplace.
Secara garis
besar laplace menggunakan teorinya sebagai berikut:
Di alam raya sudah ada awan yang telah berputar, awan ini makin lama
makin mendingin, hal ini akan mengakibatkan pendataran di bagian
kutub-kutubnya, dan penimbunan materi di bagian katulistiwanya, bagian
katulistiwa inilah merupakan daerah yang paling tidak stabil sewaktu perputaran
semakin cepat, di bagian yang tidak stabil tersebut akan terlepas materi dari
massa asal. Bagian-bagian yang terlepas mengalami kondensasi dan akhirnya
menjadi padat dan ikut berputar mengelilingi massa asal. Massa asal tersebut
akhirnya menjadi matahari, sedangkan bagian yang terlepas tersebut setelah
padat menjadi planet.
Sesudah bagian
pertama terlepas, disusun bagian kedua, ketiga dan seterusnya sampai dengan
kesembilan.
Sembilan bagian itu semuanya berputar mengelilingi matahari menurut
lintasannya sendiri-sendiri. Kesembilan bagian inilah yang dikenal sebagai
planet, dimana satu diantaranya adalah planet bumi kita ini.
Dalam perkembangan selanjutnya planet-planet tersebut selain berputar
sendiri menurut porosnya, juga berputar bersama sama mengelilingi matahari.
Dalam gerak berputarnya planet-planet
tersebut juga melepaskan materi-materi. Materi yang dilepaskan planet-planet
disebut satelit atau bulan. Di mana planet yupiter melepaskan 4 bulan, planet
mars melepaskan 2 bulan dan planet bumi hanya melepaskan 1 bulan.
Karena pengetahuan berkembang terus, maa di ketemukan sifat-sifat gas
yang ternyata tidak sesuai dengan sifat-sifat gas yang dikemukakan
Kant-Laplace, sehingga teori Kant Laplace setelah dapat bertahan kurang lebih
satu abad, ditinggalkan orang juga.
2.1.2 Teori
Chamberlin dan Maulton (1905).
Chamberlin seorang geologis, dan maulton seorang astronom, keduanya
bangsa amerika mengemukakan suatu teori tentang stelsel (susunan) matahari dan
bumi. Teorinya terkenal dengan nama teori PLANETISIMAL. Secara garis besar
teori planetisimal dikemukakan sebagai berikut :
Di alam raya ada matahari asal. Kemudian sebuah bintang besar mendekati
matahari asal tersebut, sehingga terjadi gaya tarik yang kuat dari bintang
terhadap matahari.
Akibatnya di permukaan matahari akan terjadi
kedakan-ledakan yang maha dahsyat yang berupa gas yang dilepaskan keluar dari
matahari asal. Gas yang sudah lepas ini dalam perkembangan selanjutnya
mengalami kondensasi dan akibatnya menjadi massa yang padat, yang disebut
planetisimal. Bumi merupakan salah satu bentuk dari planetisimal tersebut.
Planetisimal dalam perkembangannya selalu menarik bagian-bagian kecil di
sekitarnya, sehingga sebgaian akan menjadi besar.
Dikatakan bumi ini masih dalam pertumbuhan, yang masih menarik
bagian-bagian kecil di sekitarnya yaitu meteorit atau bintang beralih yang
dapat dilihat setiap saat pada malam hari.
2.1.3 Teori Jean dan Jeffreys
Ada yang mengatakan bahwa teori ini merupakan teori yang paling modern
dibandingkan dengan teori-teori terdahulu. Namun seperti teori yang mendahului,
teori ini gugur juga apabila diketemukan pendapat teori yang lebih benar.
Dalam garis
besarnya teori ini sebagai berikut :
Bintang besa yang jauh lebih besar dari matahari memiliki gaya tarik
sangat kuat terhadap matahari, akibatnya akan terjadi gelombang pasang pada
permukaan matahari.
Gelombang pasang ini menyerupai gunung yang luar biasa tingginya di atas
permukaan matahari. Gunung-gunug ini juga menyerupai lidah raksasa yang
mengarah pada bintang besar tersebut. Lidah raksasa yang berupa gas sangat
panas ini dalam perkembangan selanjutnya akan mengalami pemadatan-pemadatan,
sehingga lidah raksasa tersebut pecah menjadi benda-benda yang tersendiri yang
disebut planet.
Dari lidah raksasa pijar berasal dari massa yang ditarik dari matahari
lahirlah planet-planet dan bumi.
Proses pendinginan dan pemadatan planet-planet tersebut tidak sama.
Planet-planet besar seperti yupiter dan saturnus sangat lambat, sedangkan
planet-planet besar seperti yupiter dan saturnus sangat lambar. sedangkan
planet-planet kecil termasuk bumi proses pendinginan dan pemadatannya relatif
cepat. karena lintasan planet mengelilingi matahari berupa elip pada suatu saat
planet mempunyai jarak yang terdekat dengan matahari. Karena massa matahari
jauh lebih besar, matahari mempunyai gaya tarik yang sangat kuat, terhadap
planet yang kebetulan mendekati. Maka matahari akan menarik massa planet
tersebut, sehingga terbentuk satelit atau bulan yang berputar mengelilingi
planet.
Mengenai terjadinya satelit bumi atau bulan, masih banyak perbedaan
pendapat. Sebagian para ahli mengatakan bahwa kelahiran bulan terjadi waktu
bumi masih dalam stadium bintang, jadi belum terbentuk kerak bumi yang padat,
dengan demikian kelahiran bulan bersamaan dengan kelahiran bumi.
Sedangkan para hali yang lain mengatakan, bahwa bulan terbentuk setelah
bumi mempunyai kerak bumi yang padat ini banyak dikemukakan para ahli
geologist. Dengan pendapat ini berarti bulan adalah anak bumi. Para geologis
mengemukakan bahwa ukuran bumi dan bulan berbanding 82 : 1. Samudra pasifik
terjadi akibat pemisahan bulan dari bumi setelah kerak bumi padat. Karena
lepasnya sebagian materi bumi menjadi bulan tersebut akan terjadi ketegangan di
atas bumi. Akibatnya terjadi penggeseran
ke arah tempat yang kekurangan materi, sehingga asia ditarik ke arah timur, dan
amerika (utara dan selatan) ditarik ke arah barat, maka terbentuklah samudra
atlantik.
Dengan lahirnya bulan, keseluruhan keseimbangan kerak bumi terganggu,
sehingga para geologis berpendapat bahwa
bumi selalu goyah. Hal tersebut dapat dilihat dan dirasakan seperti:
Gempa bumi, pembentukan pegunungan, peristiwa vulkanisme yaitu gerakan
keluar bumi dan sebagainya.
2.1.4 Teori Alfred Wegener
(Continental Drift).
Alfred Wegener
seorang geologis bangsa jerman (1915) mengemukakan teorinya mengenai pergeseran
benua (continental drift) secara garis besar sebagai berikut:
Benua-benuar
yang sekarang ada seperti : asia,
afrika, eropa, amerika dan australia, dulu menjadi satu merupakan SUPER
CONTINENT yang disebut PANGEA.
Kurang lebih 200
juta tahun yang lalu, pange mulai pecah secara perlahan namun terus bergeser,
sampai mencapai posisinya seperti sekarang ini. Dalam pange, letak kutub
selatan berdekatan sekali dengan apa yang akan menjadi amerika selatan, afrika
selatan, india, australia dan antartica. Ekuator pangea terletak atau melalui
apa yang sekarang disebut prancis new england.
Kira-kira 180
juta tahun yang lalu terbentuklah suatu rift (yaitu lembah memanjang dan dalam)
di tengah pangea. Rift ini makin lebar dan mengawali terpisahnya amerika utara
dan afrika. Kurang lebih 50 juta tahun yang lalu rift tersebut makin terbuka
dan mendalam dan meluas. Cekungan ini akan berkembang menjadi samudera
atlantika.
Rift juga berkembang
ke arah utara sehingga memisahkan greenland dan eropa. Akibat adanya gerak
horizontal benua-benua tersebut,
mengakibatkan terlipatnya lapisan kerak bumi sehingga terbentuklah jalur-jalur
pegunungan besar dan menjulang seperti : alpen, himalaya, pegunungan di asia
tenggara, amerika selatan bagian barat dan amerika utara bagian barat. Amerika
utara dan selatan bergeser ke arah barat, antartica dan australia bergeser ke
arah selatan dan tenggara, sedangkan india bergeser ke utara.
Akibat setelah
pangea bergeser :
A. Karena
pergeseran benua yang pada hakikatnya pergeseran kerak bumi akan menimbulkan
pelipatan kerak bumi sehingga terbentuk jalur pegunungan yang cukup besar.
B. Terbentuknya
benua-benua serta pulau dan kepulauan seperti nampak sekarang ini.
C. Pergeseran
kerak bumi yang berlawanan arah dapat menimbulkan rift atau cekungan.
D. Pergeseran
menyebabkan retakan atau patahan kerak bumi, sehingga hal ini menyebabkan
gerakan magma ke atas atau keluar sehingga akan menimbulkan berbagai jenis
gunung api.
Demikianlah
beberapa teori tentang terjadinya bumi kesemuanya perlu dilihat kembali
sehubungan dengan sudah lebih majunya ilmu pengetahuan sekarang. Tepatlah orang
yang berpendapat bahwa semua teori tersebut merupakan hypothesis.
Bumi berputar
menurut porosnya kutub utara dan kutub selatan, perputaran ini disebut ROTASI.
Akibat adanya rotasi bentuk bumi pipih pada kedua kutubnya dan menggelembung
pada bagian ekuatornya. Di samping itu menyebabkan adanya siang dan malam.
Selain berotasi
bumi bersama planet lain berputar mengelilingi matahari gerakan ini dinamakan
revolusi. Revolusi menyebabkan terjadinya musim di bumi.
Ukuran bumi :
No
|
Jenis
|
Ukuran
|
1
|
Jari-jari
pada ekuator
|
6.378,3
KM
|
2
|
Jari-jari
pada kutub
|
6.356,9
KM
|
3
|
Rata-rata
jari-jari
|
6.371 KM
|
4
|
Keliling
bumi pada ekuator
|
40.077
KM
|
5
|
Luas
daratan
|
149.000.000
KM2
|
6
|
Luas
lautan
|
361.000.000
KM2
|
7
|
Luas
bumi
|
510.000.000
KM2
|
8
|
Tempat
tertinggi
|
8.840 M
|
9
|
Rata-rata
ketinggian
|
840 M
|
10
|
Laut
terdalam
|
11.035 M
|
11
|
Rata-rata
kedalaman laut
|
3.808 M
|
Demikian
beberapa ukuran bumi yang sudah terbentuk kurang lebih 3.000.000.000 tahun yang
lalu; dari bentuk bola gas yang luar biasa panasnya menjadi kerak bumi yang
padat dengan segala bentuk kehidupan di atasnya. Kalau dewasa ini ramai
dibicarakan bahwa penduduk yang hidup di atas bumi ini makin banyak, sedangkan
sumber alam, khususnya sumber alam yang tidak dapat diperbaharui (abiotic
resources atau non renewable resources) sangat terbatas, maka pada suatu saat
akan terjadi malapetaka yang tidak dapat dibayangkan di atas muka bumi ini.
Kiranya usaha
yang paling tepat adalah, di satu pihak membatasi dan mengatur pertambahan
penduduk dan di lain pihak selalu memelihara dan mengembangkan sumber alam,
sehingga terjadilah suatu keseimbangan kehidupan yang sesuai. Benarlah orang
yang mengatakan : bahwa “bumi hanya satu”.
2.2 Susunan Lapisan bumi
Dengan majunya penelitian gempa ( seismologi ) oleh alat yang disebut
seismograf, dapatlah diteliti lapisan bumi secara tidak langsung. Prinsip
oenelitian adalaha nggapan bahwa getaran yang merambat melalui kedalam bumi,
hasil grafnya tergantung kepada material yang dilaluinnya. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa memang bagian dalam ini memnglah tidak homogen, tetapi
terdapat lapisan – lapisan dalam ilmu Geologi lapisan batas itu disebut bidang
diskontinu.
Bidang diskontinu yang pertama pda kedalaman 60 km, disebut bidang
diskontinu dari Mohorivicik, nama penemunya. Kemudian pada kedalaman 1200 km
dan 2900 km. Pada bagian paling dalam terdapat bola dengan jari – jari 3500 km,
yang disebut inti bumi ( barysfer ) bemul diketahui dengan pasti apakah inti
bumi ini padat ataukah gas. Yang diketahui dari penelitian seismograf, bahwa
inti bumi tidaklah cair, seperti hipotesis Kant – Laplace.
Suess dan
Wiechert ( 1919 ) membagi lapisan bumi sebagai berikut :
a. Kerak
bumi, tebalnya 30 – 70 km, terdiri batuan basal dan asid ( basa atau pH tinggi,
dan asid atau asam pH rendah ) massa jenisnya ( massa jenis air = 1 ) kira –
kira 2,7 mengandung banyak silikat dan aluminium. Semua batuan yang ada di
kerak bumi paling atas, sedalam lautan terdalam ( ± 10 km ) dianggap berasal
dari sedimentasi. Berbagai endapan miberal organik, yaitu berasal dari
organisme misalnya batubara, minyak bumi, kapur, mungkin berada ditempat tinggi
karena kerjaan gaya dalam – daripada bumi.
Batubara
terjadi di rawa – rawa pada periode karbon, maka daerah batubara disebut facies rawa. Kapur terjadi dipantai
tropis pada periode kapur, 150 juta tahun yang lalu, maka daerah kapur disebut facies neritis. Sedangkan daerah minyak
disebut facies lautan , karena minyak
dianggap berasal dari organisme lautan.
Endapan
batuan yang biasa disebut porselen,berasal dari cangkang Diatom ( ganggang
kersik ), yang mengendap dilautan dalam. Daratan yang kini dianggap stabil
kulit buminnya, misalnya daratan Cina, Eropa, dan Amerika, bnayak mengandung
kersik dalam tanahnya, sehingga bila dibakar akan menjadi porselen. Di
Indonesia dan daerah labil lainnya, kejadian vullkanis menyebabkan tanahnya mengandung
banyak senyawa besi, warnanya lebih merah, sehingga bila dibakar warnanya tetap
merah dan jadilah tembikar.
b. Selubung
bumi atau sisik silikat ( Si) tebalnnya 2200 km, massa jenisnya 3,6 – 4.
Selubung bumi bersama kerak bumi disebut Litosfer.
c. Lapisan
Antara ( Chalkosfera ), tebalnya 1700 km, massa jenisnya 6,4 terdiri dari
oksida besi dan sulfida besi.
d. Inti
bumi ( Barisfer) , merupakan bola dengan jari – jari 3500 km, massa jenisnya
9,6 terdiri dari besi dan nikel.
Kuhn dan Pittman
( 1940 ) mengemukakan bahwa sesungguhnya bumi berasal dari matahari, maka inti
bumi seharusnya juga seperti aterial matahari. Yaitu, sebagian besar terdiri
dari hidrogen. Karena tekanan dalam nti
bumi sangat besar, maka atom – atom hidrogen bersifat padat.
Holmes ( 1936 ),
membagi kerak bumi menjadi sebagai berikut :
a. Bagian
atas setebal 15 km, massa jenisnya 2,7 dan disebut magma – granit
b. Lebih
kedalam tebalnya 25 km, massa jennisnya 3,5 dan disebut magma – basal.
c. Bagian
terbawah kerak bumi, setebal 20 km, massa jenisnya 3,5 dan disebut magma –
peridotit dan eklogit.
Wiechert (1910)
mengemukakan bahwa pada pokoknya bagian Litosfer terdiri dari silikat dan
alumunium ( Si Al atau Sial ), lebih
ringan dan terutama menempati kontinen.
Disebelah bawah,
terutama di lautan terdapat lapisan berat yang terdiri dari silikat dan
magnesium ( Sima ). Dari penelitian terbukti bahwa dasar samudera Pasifik,
terdiri dari Sima. Kedua lapisan tersebut berupa kristal, sedangkan dibawahnya
terdapat substratum yang bersifat amorf.
Selanjutnya, ada
teori adanya gerakan kontinen, yang disebabkan oleh Sial terapung diatas Sima.
Wagener ( 1930 ), mengajukan hipotesis
continental drift ( perkisar benua
).
Permukaan bumi
terdiri dari beberapa lempeng besar berukuran benua, masing – masing terdiri
dari bagian oceanis, dan konrinental yang bergerak relatif yag satu terhadap
yang lain. Tebal tiap lempeng kerak bumi ini adalah kira – kira 80 km.
Kecepatan gerak
relatif lempeng – lempeng ini berkisar antara 1 -13 cm setahun. Meskipun
menurut kecepatan ini sangat kecil, namun dilihat dari kacamata Geologi, ini
snagat berarti, karena gerak 5 cm pertahun dalam satu juta tahun daat
menghanyutkan suatu benua sejauh 50 km kearah jurusan tertentu. Misalnya
lempeng yang membawa benua Australia dengan kecepatan 6 cm pertahun, jika
proses ini berlangusng tanpa gangguan, dapat menjepit kepulauan nusantara
antara benua Australia dan Aisa.
Lempeng –
lempeng kerak bumi ini dipisahkan yang satu dengan lainnya oleh batas lempeng
yang geraknya dapat bersifat divergensi, konvergensi atau shear ( gesekan ). Batas
lempeng ini sangat lebil dan ditandai oleh gunung api yang aktif serta
kegempaan yang tinggi .
2.3 ATMOSFER, HIDROSFER DAN LITOSFER
a.
Atmosfer
Bumi
dikelilingi oleh selimut gas yang disebut udara atau atmosfer. Tebalnya secara
past belum diketahui. Akan tetapi, para ahli berpendapat, pada jarak 100 km
diatas permukaan bumi masih terdapat udara. Jika dibandingkan dengan jari –
jari bumi yang 60000 km, maka tinggi lapisan udara yang 100 km tersebut, hanya
1/600 jari – jari bumi.
Ada
lapisan dalam atmosfer yang dekat dengan permukaan bumi setebal ± 10 km disebut troposfer. Lapisan diatas
troposfer disebut stratosfer. Batas antara 2 lapisan udara tersebut tidak sama
disemua tempat. Di daerah sekitar khatulistiwa batas itu kadang – kadnag dapat
mencapai 19 km, tetapi dikutub hanya 6 km. Presentase tiap gas dalam atmosfer
pada beberapa ketinggian ( HUMPHREY ). Hal in disebabkan adanya angin vertikal
yang akibat pemanasan matahari. Troposfer mempunyai susunan gas yang seragam,
hal ini karena adanya angin yang vertikal, maupun horizontal.
Susunan
gas dalam troposfer : 78 % zat lemas , 1 % oksigen , 0,0 % asam arang .
selanjutnya, ada Ozon, Argon, Helium, juga terdapat zat air. Sebaliknya, di
stratosfer susunannya tidak homogen. Disini tedapat lapisan – lapisan udra yang
B.D-nya berbeda – beda. B.D. udara besar terletak dekat dengan troposfer,
sedangkan lapisn udara yang B.D. nya kecil cenderung bergerak jauh di atas
troposfer. Lapisan udara tersebut terbentuk di stratosfer, karena adanya angin
yang horizontal saja.
Selain
gas yang terdapat di toposfer tersebut juga :
1) Uap
air yang persennya tidak tetap, jumlah tersebut tergantung pada tempat dan
waktu.
2) Benda
bukan gas, yaitu debu yang berfungsi sebagai inti kondensasi. Sebab uap air di
udara tidak akan mengalami kondensasi menjadi titik – titik air yang berupa
awan, kalau tidak ada inti kondensasi. Oleh karena itu awan adalah kumpulan
tetes – tetes air yang telah berkondensasi. Debu berasal dari muka bumi ( dari
gunung api ) tetapi dapat juga dari angkasa luar yang berasal dari meteor.
Bumi menerima panas dari matahari, bumi itu sendiri dan bulan. Dipusat
bumi terdaapt temperatur yang sangat tinggi, hal ini dapat dibuktikkan dengan
jalan menggali tanah secara vertikal ke bawah maka terjadi kenaikan temperatur
sangat tinggi, seperti lava abu, awan padan dan sebgaianya. Sebenarnya panas
yang dikirim matahari kebumi relatif tidak berubah, tetapi yang berubah adalah
penerimaan panas tesebut oleh bumi. Penerimaan yang berubah – ubah ini
disebabkan kondisi awan yang ada di udara.
Apabila udara berawan, panas matahari yang siterima oleh bumi hanya
berkisarr 40 % , sedangkan apabila udara bersih dari awan, panas matahari yang
diterima oleh bumi mencapai 64 – 69 % . menurut penelitian, makin besar sudut
penyinaran matahri, makin berat pula panas yang diterima dan sebaliknya. Di
lapisan bawah ( 0 – 4 km ) dekat dengan permukaan bumi, temperaturnya sangat
dipengaruhi bumi. Pada lapisan ini, masih berlaku ketentuan bahwa setiap naik
100 km, teperatur akan turun 1̊C lapisan 1 ini masih banyak terdapat uap air.
Dalam Troposfer terdapat uap air yang jumlahnya tidak tetap. Uap air
adalah gas yang tidak berwarna dan tidak berbau. Uap air yang mencair merupakan
titik – titik air yang disebut awan. Jumlah uap air di udara tidak tetap,makin
tinggi temperaturnya makin banyak kandungan uap air di udara. Ada dua cara
untuk menyatakan uap air di udara,yaitu
:
1) Basah
absolut, yaitu banyaknya uap air (dalam garam) yang terdapat dalam 1
udara.
2) Basah
relatif, yaitu perbandingan antara banyaknya uap air di udara ( terhitung gram
m3 udara ) dengan banayaknya uao air apabila udara tersebut pada
temperatur yang bersangkutan jennuh dengan uap air.
Apabila awan
yang terdiri dari titik – titik air berkumpul sehingga titik – titik air
tesebut menjadi satu dan menjadi tetesan – tetesan air yang lebih berat, dan
kemudian jatuh ke bumi, maka peristiwa tersebut disebut hujan. Jadi, hujan
adalah peristiwa jatuhnya tetesan – tetesan air sampai ke permukaan bumi.
Selain hujan seperti peristiwa di atas kita juga mengenal hujan salju dan hujan
es. Hujan salju terjadi apabila uap air di udara terus naik sehingga mencapai
temperatur lebih kecil dari 0̊C, maka uap air tersebut akan mengkristal. Dan
apabila kelompokkan kristal tersebut jatuh ke bumi akan terjadi hujan salju.
Hujan es berbeda
dengan hujan salju. Hujan salju yang jatuh adalah kristal – kristal es,
sedangkan hujan es yang jatuh ke bumi memang butiran – butiran es yang cukup
keras dan sering menimbulkan kerusakan. Secara garis besar dapat diterapkan
sebagai berikut, awan karena letaknya yang sangat tinggi, temperaturnya dapat
jauh dibawah 0̊C, maka sebagian awan tersebut membeku dan terus dibawa angin naik
sehingga termperatur turun lebih rendah lagi jauh kebawah 0̊C. Dengan demikian,
keseluruhan awan menjadi gumpalan es. Panas yang dikeluarkan dalam pembekuan
tidak dapat mampu untuk mencairkan bagian awan yang lain karena rendahnya
temperatur.
Bila udara dianggap
terdiri atas beberapa lapisan udara horizontal dan setiap lapisan udara
mempunyai berat, maka lapisan dibawah menerima tekanan lapisan udara di
atasnya. Karena makin makin dekat dengan permukaan bumi tekanan udara makin
besar, dan makin ke atas tekanan udara makin kecil/berkurang. Tempat – tempat
dimana temperaturnya rendah akan terjadi tekanan udara yang rendah. Perbedaan
tekanan udara antara tempat akan mengakibatkan terjadinya pemindahan udara dari
daerah tekanan tinggi ke daerah tekanan rendah. Perppindahan udara karena
perbedaan tekanan udara ini disebut angin. Angin mempunyai arah dan kecepatan.
Pada siang hari,
didaratanmencapai temperatur lebih panas dari lautan. Akibatnya, di daratan
akanterjadi tekanan udara yang lebih rendah dari di lautan, sehingga pada siang
hari angin bergerak dari laut ke darat.
Pada malam hari,
keadaan terbalik dilaut panas yang diterima pada siang hari masih cukup tinggi.
Di darat lebih cepat mengalami pendinginan temperatur udara, dilaut lebih besar
dari daratan. Akibatnya, tekanan udara di darat lebih besar dari dilaut
sehingga bertiup angin dari darat ke laut. Kecepatan angin sangat ditentukkan
oleh besar kecilnya perbedaan tekanan antara dua tempat. Makin besar perbedaan
tekanan udara, makin cepat gerak angin.
Uap air,
temperatur udara, tekanan udara dan hujan, hujan es maupun salju semuanya
merupakan peristiwa – peristiwa di atmosfer. Hal tersebut akan menimbulkan
adanya iklim serta cuaca disuatu daerah. Ikllim adlaah peristiwa – peristiwa
dalam atmosfer disyatu daerah dalam periode yang panjang. Disebut juga rata –
rata cuaca periode panjang. Ilmu yang mempelajari iklim disebut klimatologi.
Cuaca adalah
perubahan keadaan udara disuatu tempat pada suatu saat. Ilmu yang mempelajari
cuaca disebut meteorologi.
b.
Hidrosfer
Yang
termasuk hidrosfer adalah semua bentuk air yang ada si atas muka bumi, yang
terbesar adalah samudera dan lautan.
Dikatakan bahwa perbandingan antara samudera dan saratan berkisar antara
72 % dan 28 %. Artinya 72 % muka bumi berupa air dan 28 % nya daratan. Kita
semua tahu bahwa di daratan masih terdaapat danau, sungai dan rawa – rawa .
Dasar laut dan samudera tak ubahnya sperti relief di muka bumi, dengan bagian
sebagai berikut :
1) Shelf, dasar samudera disepanjang pantai
yang dalamnya rata – rata 200 m. Daerah ini merupakan daerah yang kaya ikan.
2) Plat seperti shelf, tetapi daerahnya meluas dan kedalaman rata – ratanya 200 m.
Daerah ini juga kaya akan ikan.
3) Trog, adalah lembah yang dalam dan
memanjang didasar laut,
Daerah – daerah
tersebut diatas selain kaya akan ikan juga merupakan daerah minyak bumi.
Sehingga banyak diilakukan pengeboran minyal di lepas pantai ( off shore ) sebagai perhiasan pemboran
minyak didaratan ( on shore ).
Makin ke bawah
dan makin ke arah kutub, temperatur air laut makin rendah. Apabila temperatur
air laut di daerah khatulistiwa ±28̊C, temperatur laut didekat kutub dapat
mencapai 2̊C - 0̊C.
Temperatur laut
sangat mempengaruhi kehidupan di dalamnya. Dengan demikian, ikan banyak
ditemukan di laut dangkal dimana sinar matahari masih mampu menembus laut. Dan
sinar matahari dibutuhkan makhluk laut, seprti ikan, plankton, maupun tumbuh –
tumbuhan laut yang lain untuk hidup. Samudera maupun laut akan bergerak
menimbulkan arus laut baik terjadi dipermukaan maupun dibawahnya.
Gerak laut
disebabkan oleh beberapa faktor :
1) Adanya
anginyang bertiup
2) Adanya
perbedaan kadar garam
3) Adanya
perbedaan berat jenis air laut
4) Adanya
perbedaan pasang naik dan pasang surut.
Arus laut
mempunyai pengaruh yang besar sekali dalam menentukkan keadaan iklim disuatu
tempat. Hal ini disebabkan karena adanya arus panas dan arus dingin. Arus panas
dapat membuat musim dingin tidak terlalu dingin, dan laut tidak akan mengalami
pembekuan sepanjang tahun. Sebaliknya, arus dingin menyebabkan temperatur di
atas laut tersebut rendah sehingga tidak ada penguapan. Maka di daratan
terdapat angin yang kering akibatnya didaratan tidak pernah jatuh hujan. Akan
tetapi, dalam suatu periode yang sangat panjang, daratan tersebut dapat berubah
menjadi padang pasir yang gersang.
Pertemuan arus
panas dan arus dingin merupakan tempat yang ideal bagi kehidupan ikan, karena
pada tempat – tempat tersebut banyak dijumpai plankton dan zat – zat makanan
yang lain. Namun, udara dingin diatas arus dingin, dan udara panas diatas arus
panas, apabila bertemu akan menimbulkan suatu kabut tebal diatas laut yang
sangat membahayakan pelayaran kapal – kapal di laut. Arus laut mempunyai arti
ekonomi yang penting, karena para pedagang berlayar mengikuti arus. Bangsa –
bangsa yang tahu dan dapat memperhitungkan darimana dan kemana arah arus laut,
dapat menjadi bangsa yang jaya.
c.
Litosfer
Berdasarkan
cara terjadinya batuan dibedakan 3 jenis batuan, yaitu :
1) Batuan
Beku. Batuan ini terjadi secara langsung dari pembekuan magma yang terdiri dari
mineral yang belum menunjukkan struktur tertentu. Misalnya, batuan andesit yang
banyak digunakan untuk pengerasan jalan.
2) Batuan
Sedimen. Batuan sedimen dapat terjadi karena pengendapan bahan organis, seperti
tumbuh – tumbuhan. Misalnya, batuan kapur.
3) Batuan
Metamorf. Batuan ini merupakan perubahan batuan beku diakrenakan perubahan
temperatur atau tekanan. Misalnya batubara dan marmer.
Bertitik tolak dari suatu pengertian bahwa mineral – mineral yang
terdapat dalam magma ( cairan bahan ) mempunyai B.D. yang berbeda – beda.
Mineral yang B.D. nya tinggi akan tenggelam berada dibawah, sedangkan mineral
yang B.D nya rendah akan naik. Mineral yang B.D. nya tinggi umumnya mengandung
Fe,Mg, Ca. Sedangkan, mineral yang B.D. nya kecil, umumnya mengandung Al dan
Si. Seperti diketahui bahwa makin ke dalam perut bumi akan terjadi kenaikan
temperatur. Thermigradient untuk Indonesia 30 m, artinya setiap masuk kedalam
tanah sedalam 30 m, temperatur akan naik VC. Selain temperatur cukup tinggi,
tekanan juga besar, maka mineral – mineral tersebut berada dalam keadaan padat
laten ( latent plastic ). Oleh karena
itu, pabila terjadi gerakan tektonik bahan yang padat laten tersebut akan
mencair. Hal ini disebabkan karena adanya pengurangan tekanan; disebabkan
tekanan sebagian disunakan untuk menggerakkan bumi ( gerak tektonik ). Bahan
yang mencair tersebut kemudian lewat retakan kulit bumi yang mungkin ada
bergerak keluar.
Berdasarkan tempat terjadinya maka batuan penyusun litosfer dapat
dibedakan atas :
1) Batuan
Intrusif; terjadi dibagian dalam, jauh dari permukaan bumi.
2) Batuan
ekstrusif; terjadi di dekat permukaan bumi, atau diluar permukaan bumi.
3) Batuan
Hypoobisis; tejadi dalam gang atau saluran – saluran kulit bumi.
Bagian laur dari bumi merupakan lapisan batuan yang disebut litosfer. Karena
adanya peristiwa diferensiasi. Karena adanya peristiwa diferensiasi,
terbentuklah lapisan SIAL dan lapisan SIMA. Lapisan SIAL merupakan bagian
teratas dari kerak bumi yang terdiri dari silica dan aluminium ( SI – AL ).
Sedangkan, SIMA merupakan bagian bawah dari SIAL. Kedua lapisan diatas
merupakan Litosfer.
d.
Cuaca
Bagi
orang yang kerap kali berada diluar rumah, cuaca esok hari senantiasa menjadi
suatu taruhan yang istimewa. Oleh karena itu, sebelum ribuan tahun , meramal
cuaca merupakan suatu seni rakyat yang terutama dipraktikkan oleh pelaut,
petani, peburu dan nelayan. Mereka mempelajari dewa, merasakan kelembapan udara
pada pipi, mencatat perubahan angin serta memperhatikkan rasa gatal pada bahu,
nyeri pada paha kiri, mencocokannya dengan perilaku binatang ternak atau
burung, menigngat – ngingat kembali kata – kata kakeknya, hal yang sama
membanding – bandingkannya dengan pengalamannya sendiri, serta dongeng cuaca
dak akhirnya sampai pada suatu tebakan yang masuk akal.
Dewasa
ini meramal merupakan ilmu yang diberi nama meteorologi ( dari kata Yunani ( Meteoros, artinya tinggi
di udara dan Logos artinya pembahasan )
Pembiayaan
negara untuk penelitian atmosfer di AS hampir mencapai 1 Milyar USD setiap
tahunnya. Berkat adanya elektronika dan abad antariksa, para ahli meteorologi
sekarang dapat menggunakan satu terknologi yang dalam satu generasi saja telah
menemukan hal – hal tentang cuaca yang jumlahnya lebih banyak daripada yang
telah dicapai disepanjang sejarah sebelumnya.
1) Unsur
Cuaca
Semua keadaan cuaca berawal pada
empat unsur pokok yang saling mempengaruhi, yaitu :
a. Matahari,
yang merupakan sumber cahaya dan kehidupan
yang energi radiasinya menentukkan keadaan atmosfer.
b. Bumi,
dengan geometri hanya menentukkan ciri – ciri cuaca serta iklim.
c. Atmosfer
bumi berasal dari kata yunani, atmos ( uap ) dan Sphaira ( bola ) yaitu
selimut gas yang memodulasikan radiasi matahari
( mengubah panjang gelombangnya hingga menjadi radiasi yang tidak
mematikkan ) dalam perjalanannya ke bumi.
d. Faktor
lain yang menentukkan cuaca yaitu bentuk permukan alam dan bentuk geofisika
bumi gunung, lembah samudera, tudung es, gurun, danau dan sungai yang mengolah
banyak keadaan atmosfer dalam perputaran abadinya.
Salah seorang ahli teori pertama tentang cuaca adalah filsuf Yunani
Aristoteles, yang hidup dari tahun 384 dan 322 SM. Dalam bukunya Meterorologica, Aristoteles mengatakan bahwa seluruh kawasan bumi
terdiri dari empat unsur yaitu api,
udara air dan tanah. Ia berpendapat unsur – unsur ini dapat diubah dari yang satu
menjadi unsur lainnya dan masing – masing secara potensial tetap terdapat dalam
unsur lain. Sedangkan matahari merupakan penyebab perubahan.
2) Angin
Hakikat cuaca adalah perubahan. Dalam
perubahan musiman yang lebih panjang, manusia dapat tertimpa bajir atau
kekeringan, atau dapat digembirakan oleh hujan atau embun pagi, dan digentarkan
oleh angin topan dan badai salju atau
tornado. Semua itu terjadi karena bumi terselubung oleh atmosfer, yang seakan –
akan tidak berwujud namun gerakan abadinya mempengaruhi setiap saat kehidupan
manusia. Andai tidak ada atmosfer bumi akan berupa planet mati, mandul dan
tidak ada kehidupan seperti bulan.
Pentingnya atmosfer bukan saja karena
semua kehidupan menghirup atau menghisapnya, tetapi juga sebagai selimut
pelindung yang diperlukan. Tanpa atmosfer sinar matahari akan menghanguskan
kerak bumi dengan suhu setinggi 82̊C pada siang hari di khatulistiwa dan pada
malam hari suhu akan mencapai 140̊C dibawah nol pada tempat yang sama.
Ahli meteorologi mengakan bahwa udara
yang bergerak diebut angin. Angin adalah energi dan merupakan kekuatan yang
besarnya tidak terukur. Ilmuan menaksir bahwa jika seluruh atmosfer bumi
bergerak dengan kecepatan 30 km/jam, yaitu kecepatan yang kurang lebih sama
dengan kecepatan angin sepoi, maka energinya pada setiap saat akan menyamai
energi yang dihasilkan bendungan Hoover jika bekerja dengan kapasitas penuh,
siang danmalam selama 6800 tahun.
Energi angin melakukan tugas yang
mengagumkan . energi anginmengisi langit dengan awan kemudian menyapu nya lagi
dengan bersih. Selain itu juga mendorong kabut yang menjadi dingin dan sarat
lembapan dari laut, menghembuskan seluruh sistem badai hingga memempuh bulatan
bumi, membawa bahang dan lembapan dari suatu kawasan ke kawasan lain di bumi.
3) Kelembapan
udara
Kelembapan udara diperlukan oleh peramal
cuaca, yang dimaksud dengan kelembapan udara ialah perbandingan jumlah uap air
di udara dengan jumlah uap air air yang dapat dimuatnya pada suhu dan tekanan
tertentu. Alat yang didunakan untuk mengukur kelembapan udara adalah
higrometer.
Mungkin ada
merasakan pada saat mendung badan terasa gerah, keringat mengalir ditubuh anda.
Keadaan tersebut menandakan bahwa udara
telah jenuh dengan uao air, sehingga keringat tidak mudah menguap dan
menyebabkan badan terasa panas. Untuk mengurangi kegerahan kita menggunakan
kipas angin yang menyebabkan keringat menguap dan badan terasa dingin. Bila
kelembapan makin tinggi lebih dari 80 % dapat diharapkan akan terjadi hujan.
2.4 ASAL MULA
KEHIDUPAN DI BUMI
Ada berbagai
pendapat berupa hipotesis ataupun teori untuk menjawab pertanyaan tersebut.
1. Generatio
Spontanea
Sebelum abad 17
orang menganggap bahwa makhluk hidup itu terbentuk secara spontan atau
terbentuk dengan sendirinya.
Contoh :
Ulat timbul
dengan sendirinya dari bangkai tikus.
Cacing timbul
dengan sendirinya dari dalam lumpur
Dari gudang
padi, ternyata muncullah tikus.
Faham ini
disebut juga abiogenesis artinya makhluk hidup dapat terbentuk dari bukan
makhuk hidup, misalnya dari lumpur timbul cacing. Fahan ini antara lain
dipelopori oleh aristoteles.
2. Cosmozoa
Ada pendapat
bahwa makhluk hidup di bumi ini asal usulnya dari luar bumi, mugkin dari planet
lain benda hidup yang datang itu mungkin berbentuk spora yang aktif jatuh ke
bumi lalu berkembang biak. Pendapat atau hipotesis ini terlalu lemah karena
tidak didukung oleh fakta-fakta dan juga tidak menjawab asal mula kehidupan itu
sendiri.
3.Omne Vivum Ex
Ovo
Fransisco Redi
(1626 – 1597) ahli biologi bangsa italia dapat membuktikan bahwa ulat pada
bangkai tikus berasal dari telur lalat yang meletakan telurnya dengan sengaja
disitu. Dari berbagai percobaannya yang serupa ia memperoleh kesimpulan yang
serupa yaitu bahwa : asal mula kehidupan itu adalah telur atau omne vivum ex
ovo.
4. Omne Ovo Ex
Vivo
Lazzaro Spallanzani
(1729 – 1799) juga ahli bangsa italia dengan percobaannya terhadap kaldu,
membuktikan bahwa jasad renik atau mikro-organisme yang mencemari kaldu dapat
membusukkan kaldu itu. Bila kaldu ditutup rapat setelah mendidih maka tidak
terjadi pembusukan. Ia mengambil kesimpulan bahwa untuk adanya telur harus ada
jasad hidup terlebih dahulu. Maka muncullah teorinya “omno ovo ex vivo” atau
telur itu berasal dari makhluk hidup.
5. Omne Vivum Ex
Vivo
Louis Pasteur
(1822 – 1895) sarjana kimia perancis melanjutkan percobaan Spallanzani dengan
percobaan berbagai mikroorganisme, tumbuh kehidupan yang baru atau disebut
“omne vivumex vivo”. Teori ini disebut juga teori biologenesis dengan konsep
dasar bahwa yang hidup itu berasal dari hidup juga. Dengan teori biogenesis ini
maka teori abiogenesis ditinggalkan orang. Alan tetapi dengan demikian asal
mula kehidupan mulai kembali mejadi masalah yang belum terungkap, namun hampir
semua para ahli sependapat bahwa asal mula kehidupan itu timbul di bumi kita
ini, bukan dari angkasa luar.
6. Teori Uray
Harold Uray
(1893) seorang ahli kimia dari Amerika Serikat mengemukakan bahwa atmosfir bumi
pada awal mulanya kaya akan gas-gas
metana (CH4), amoniak (NH3), Hidrogen (H2) dan air (H2O). Zat –zat itu
merupakan unsur-unsur penting yang terdapat dalam tubuh makhluk hidup.
Diduga karena
adanya energi dari aliran listrik halilintar dan radiasi sinar kosmos
unsur-unsur itu mengadakan reaksi-reaksi kimia membentuk zat-zat hidup. Zat
hidup yang mula-mula terbentuk kira-kira sama dengan keadaan virus yang kita
kenal sekarang. Zat itu berjuta-juta tahun berkembang menjadi berbagai jenis
organisme.
7.Teori
Oparin-Haldane
A.I Oparin
adalah ahli biologi bangsa Rusia; pada tahun 1924 mempublikasikan pendapatnya
tentang “asal mula kehidupan” namun tak mendapat sambutan para ahli.
Pendapat itu
barulah ditanggapi secara serius ketika diterbitkan tahun 1936 dalam berbagai
bahasa. J.B.S Haldane ahli biologi bangsa inggris secara terpisah juga
mempunyai pendapat yang serupa dengan Oparin. Rangkuman dari pendapat itu
singkatnya adalah sebagai berikut : jasad hidup terbentuk dari senyawa kimiawi
dalam laut pada masa di mana atmosfir bumi belum mengandung oksigen bebas.
Senyawa organik ini antara lain adalah asam-asam amino yang sederhana, purine
dan basa pirimidin, dan senyawa senyawa golongan gula, kemudian terbentuk pula
senyawa-senyawa polipeptida asam-asam polinukleat dan polisakarida, yang
kesemuanya itu dapat terbentuk berkat bantuan sinar ultraviolet, kilatan
listrik (petir), panas dan sinar radiasi. Jasad hidup pertama disebut
*protobiont* diperkirakan hidup di dalam laut kira-kira 5 sampai 10 meter
dibawah permukaan laut, karena di tempat itulah mereka terlindung dari sinar
ultraviolet intensitas tinggi dari matahari yang mematikan. Di daratan saat itu
tak mungkin ada kehidupan karena sinar ultraviolet yang mematikan. Baru setelah
jasad hidup itu berkembang menjadi lebih sempurna dan mampu memproduksi
oksigen, maka lama-kelamaan terdapat lapisan pelindung berupa ozon di atmosfer
bumi; lalu kehidupan mampu merayap di pantai-pantai dan yang terakhir memenuhi
daratan. Bila kita menengok pada teori-teori terdahulu maka nampaknya teori
Oparin haldane ini kembali kepada
“generatio spontanea” tetapi melalui proses evolusi ratusan juta tahun lamanya.
Melengkapi teori ini, pada tahun 1953 Stanley L. Miller, seorangmurid Urey,
membuat percobaan yang sangat berhasil untuk menguji anggapan bahwa pada
kondisi awal dari atmosfer bumi yang kaya akan metan, amoniak, hidrogen, dan
air, dengan bantuan kilatan listrik dan suhu yang cukup, maka dapt terbentuk
senyawa-senyawa organik termasuk asam amino, purin, pirimidin, gula ribosa
maupun deoksiribosa, asam nukleat maupun nukleosida seperti ATP. Kita
mengetahui bahwa kesemuanya itu adalah senyawa-senyawa dasar dari jasad hidup.
Percobaan
Miller.
(berlangsungan 7
hari, baru diteliti hasil reaksinya).*
Bedanya makhluk hidup dengan benda mati
1. bentuk dan
ukuran
Makhluk hidup
mempunyai bentuk ukurannya tertentu sedangkan benda mati tidak.
Contoh : batu
ada yang sebesar butir pasir ada juga yang sebesar gunung: sedangkan manusia
misalnya bentuk ukuran tertentu.
2. komposisi
kimia
Makhluk hidup
mempunyai komposisi kimia tertentu yaitu terdiri unsur-unsur karbon (C),
Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), belerang atau sulfur (S), Posfor (P)
dan sedikit mineral, benda mati komposisi kimianya tidak tertentu.
3. organisasi
Setiap makhluk
hidup terbentuk dari sel-sel. Sel-sel ini membentuk jaringan, sedang jaringan
ini membentuk organ. Sistem organ ini membentuk proses hidup. Pada benda mati
misalnya batu, susunan sedemikian rupa adalah hasil dari unsur pokoknya.
4. metabolisme
Pada makhluk
hidup terjadi pengambilan dan penggunaan makanan, respirasi atau pernapasan,
sekresi dan ekskresi. Benda mati tidak mengalami hal-hal tersebut.
5. iritabilitas
Makhluk hidup
dapat memberikan reaksi terhadap perubahan sekitarnya, misalnya cahaya,
gerakan, kelembaban dan suhu. Besarnya reaksi seimbang dengan aksi.
Contoh : besi
yang kena panas akan memuai sesuai dengan panas yang datang.
6. reproduksi
Pada makhluk
hidup terdapat kemampuan untuk memuat makhluk itu menjadi banyak, sedangkan
pada benda mati tidak.
7. tumbuh dan
mempunyai daur hidup
Setiap makhluk
hidup mengalami proses pertumbuhan dan mempunyai daur hidup artinya melalui
proses kelahiran, tumbuh dewasa dan mati. Benda mati membesar karena pengaruh
luar seperti halnya pada kristal.
Ketujuh pasal
tersebut di atas merupakan perbedaan yang umum terdapat antara makhluk hidup
dan benda mati, bukan kriteria untuk menetapkan apakah sesuatu itu merupakah
makhluk hidup atau bukan. Untuk menetapkan bahwa sesuatu itu adalah makhluk
hidup hanya diperlukan 3 pasal saja yaitu :
A. Mampu
mengadakan metabolisme termasuk respirasi (bernapas)
B. Mampu
mengadakan reaksi terhadap rangsangan dengan tujuan defensi atau mempertahankan
diri
C. Mampu
mengadakan pertumbuhan dan reproduksi.
Persamaan dan perbedaan antara sel hewan dan
tumbuh tumbuhan
Struktur dasar
semua sel adalah sama yaitu terdiri dari membran, sitoplasma dan nukleoplasma.
Perbedaannya
adalah :
A. Membran
pada tumbuhan berdinding kaku terbuat dari selulosa sedangkan pada hewan tidak
berdinding sel.
B. Dalam
sitoplasma sel tumbuhan terdapat khloroplast.
C. Sedangkan
pada hewan terdapat sentrosoma yang berfungsi dalam pembelahan sel. Sentrosoma
ini tak terdapat pada sel tumbuhan.
Ikhtisar :
Jenis
bagian dari sel
|
Hewan
|
Tumbuhan
|
Membransel/plasma
|
+
|
+
|
Dinding
sel
|
-
|
+
|
Sitoplasma
|
+
|
+
|
Khloroplast
|
-
|
+
|
Butir-butir
pati
|
-
|
+
|
Vakuola
|
+
|
+
|
Nukleoplasma
dengan membran nukleusnya
|
+
|
+
|
Khromatin
|
+
|
+
|
Nekloulus
|
+
|
+
|
Sentrosoma
|
+
|
-
|
Persamaan antara makhluk-makhluk hidup
a) Dari
pelajaran mengenai sel tampak adanya persamaan dasar pada semua makhluk hidup.
Ahli-ahli ilmu pengetahuan percaya bahwa persamaannya adalah sebuah sel yang
sederhana yang merupakan nenek moyang yang sama bagi macam-macam bentuk
kehidupan yang ada sekarang.
b) Seleksi
alam, kira kira 120 tahun yang lalu charles darwin seorang ahli ilmu
pengetahuan bangsa inggris mengemukakan suatu teori evolusi yang disebut “teori
seleksi alam”. Ia mengatakan bahwa adanya spesies baru berangsur-angsur berasal
dari spesies sebelumnya, melalui proses seleksi alam
Persamaan antara embrio-embrio, embrio
adalah tanaman atau hewan muda pada tingkat perkembangan sebelum pengecambahan,
penetasan atau lahir sebagai hasil studi embrio embrio dari macam macam hewan
pada umur yang berbeda, para ahli ilmu pengetahuan telah menemukan bahwa embrio
dari macam macam spesies pada tingkatan perkembangan awal mempunyai bentuk yang
sama sehingga sulit untuk membedakan embrio dari ayam, kelinci atau manusia.
Bab III
Kesimpulan
Ada dua
kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan mengenai proses terbentuknya
bumi, yaitu:
1. Bumi
berasal dari suatu gumpalan kabut raksasa yang meledak dahsyat, kemudian
membentuk galaksi dan nebula. Setelah itu, nebula membeku membentuk galaksi
Bima Sakti, lalu sistem tata surya.Bumi terbentuk dari bagian kecil ringan yang
terlempar ke luar saat gumpalan kabut raksasa meledak yang mendingin dan
memadat sehingga terbentuklah bumi.
2. Tiga
tahap proses pembentukan bumi, yaitu mulai dari awal bumi terbentuk,
diferensiasi sampai bumi mulai terbagi ke dalam beberapa zona atau lapisan,
yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar